Monday, September 1, 2008

Film Yang Wajib Ditonton Sebelum Anda Meninggal






Movie You Must See Before You Die

It’s a Wonderful Life (1946)

Cast & Credits:
George Bailey: James Stewart
Mary Hatch: Donna Reed
Mr. Potter: Lionel Barrymoore
Uncle Billy: Thomas Mitchell
Clarence: Henry Travers

Produced and Directed by Frank Capra

Written by Frances Goodrich, Albert Hackett, Capra and Jo Swerling, based on "The Greatest Gift," by Philip Van Doren Stern

Music by Dimitri Tiomkin
Running time: 129 minutes
Classification: G

Black & White

“I wanna live again. I wanna live again. Please, God, let me live again.”

This is not my favorite movie of all time, that would be The Godfather part II, but certainly it’s one of my most beloved one.

Why choose this movie as the opener then?

Because this movie is for everyone in the family – it’s the ultimate family movie – the positive message in this movie almost made it looks like Sunday sermon.

And to tell the truth, this is one of few movies that made me weep like a child.

Gue sendiri pertama kali nonton film ini tahun 2001 lewat DVD (gw punya yg versi Special Edition bukan yg 60th Anniversary Edition). And boy oh boy, after several repeat viewing, this movie sinks deeper and deeper to my heart.

Plotnya sendiri berkisah seputar George Bailey (James Stewart – arguably one of his finest performance) yang hidup di sebuah kota kecil bernama Bedford Falls. George Bailey sendiri memiliki cita-cita yang cukup tinggi untuk berkelana dan berhasil namun peristiwa demi peristiwa membuatnya tetap tinggal di Bedford Falls dan mengabaikan semua ambisi pribadinya. Salah satu faktor yang membuatnya tetap tinggal adalah rasa kemanusiaan yang disalurkan melalui asosiasi pinjaman (semacam bank perkreditan rakyat) yang dikelolanya dengan tujuan membantu penduduk miskin di Bedford Falls untuk memiliki rumah.



Di tengah-tengah kesederhanaan maupun kesulitan dalam menghadapi hidup maupun dalam menghadapi kerakusan seorang banker bernama Mr. Potter, George Bailey tetap memiliki semangat hidup yang positif. Semuanya berubah tatkala, paman George secara tidak sengaja kehilangan sejumlah uang yang sangat krusial bagi kelangsungan asosiasi pinjaman yang dikelola oleh George dan dapat membuat George dipenjara. Dalam keputus asaannya, George bahkan berniat untuk mengakhiri hidupnya. Namun melalui suatu eucatasrophe (phrase coined by J.R.R. Tolkien which mean a miraculous salvation in which good is victorious, faith is rewarded and God\'s wisdom affirmed) dengan perantaraan seorang malaikat bernama Clarence, George dapat melihat bahwa selama ini hidupnya merupakan sesuatu yang wonderful dan bukan sesuatu yang layak disesali.

Tears roll - Get tissue roll – Credit roll – The End.

Frank Capra sendiri selaku sutradara selama ini dikenal sebagai pembuat film yang selalu dapat mengangkat semangat serta menghibur penonton sehingga memunculkan sebuah istilah Capraesque (of or evocative of the movies of Frank Capra, often promoting the positive social effects of individual acts of courage – The American Heritage® Dictionary of the English Language: Fourth Edition). Beberapa filmnya tidak hanya sukses secara finansial namun juga membuahkan piala Oscar baginya, antara lain It Happened One Night (1934), Mr. Deeds Goes to Town (1936) serta Mr. Smith Goes to Washington (1939).

Mengingat hal itu, kegagalan film ini saat dirilis cukup mengherankan. Banyak pendapat yang mengatakan bahwa saat It’s A Wonderful Life dirilis yaitu pada tahun 1946, dunia masih berada dalam situasi yang tertekan mengingat Perang Dunia II baru saja berakhir. Selain itu Great Depression yang juga baru berakhir masih meninggalkan trauma yang cukup mendalam terutama menyangkut tema tentang Bank yang dibawa dalam film ini bagi rakyat Amerika.

Uniknya, film ini baru mendapatkan kepopulerannya setelah diputar di televisi sejak copyright protection film ini hilang dan masuk ke dalam public domain. Banyak stasiun televisi di USA yang seolah-olah wajib menayangkannya hampir setiap tahun dan menjadi semacam ritual untuk menonton film ini terutama di malam Natal. Di Indonesia sendiri seingat gw, film ini belum pernah diputer di TV. Kejadian seperti ini dialami juga oleh Shawshank Redemption (1994), yang flop saat diputar di bioskop namun menjadi sangat popular setelah direlease dalam format home video dan bahkan sekarang menjadi film no 1 di IMDB.com.

Yang cukup menarik, Frank Capra sendiri pernah mengalami mukjizat yang mengubah jalan hidupnya seperti yang dituangkan melalui auto biografinya berjudul ‘The Name Above The Title’.

Di situ Capra berkisah bahwa saat dia dirawat di rumah sakit karena menderita TBC, seseorang yang tidak dikenalnya datang menjenguknya. Tanpa menyatakan siapa dirinya, orang tersebut hanya duduk di seberang Capra, dan setelah keheningan beberapa saat, mendadak menuduh Capra sebagai seorang pengecut.

Sebelum Capra sempat bereaksi, orang tersebut kembali berujar: “Tidakkah kau dengar orang itu?”. Melalui suara radio di seberang ruangan, Capra mendengar suara Adolph Hitler. “Orang kejam itu mencoba meracuni dunia dengan segala kebencian. Tapi seberapa banyakkah dan seberapa lamakah dia sanggup mempengaruhi orang? 15 juta orang? 20 menit? Kamu, dapat berbicara kepada jutaan orang, dalam 2 jam – bahkan dalam kegelapan. Talenta yang kamu punyai, tuan Capra, bukanlah dari kamu. Tuhan memberikannya bagimu, itu adalah hadiah dariNya untuk digunakan bagi tujuanNya.”



Setelah mengatakan hal itu, dia melambaikan tangan dan pergi keluar menuruni tangga tanpa pernah Capra mendengar atau melihatnya lagi. Kata-kata orang itu begitu membekas dan menjungkir balikkan seluruh jiwanya – in a Capraesque fashion. Capra langsung bangun dan keluar dari rumah sakit serta memboyong seluruh keluarganya pindah jauh dari Beverly Hills dan Hollywood. Penyakitnya secara ajaib sembuh, kreativitas serta vitalitasnya kembali dan Capra sekarang memiliki satu tujuan – menggunakan talentanya untuk menghibur serta menguatkan orang-orang lain – melalui film-filmnya. The rest is history.

Gw sendiri percaya, It’s A Wonderful Life is a miracle in its own. How it found its audiences and how it encourage and bless millions of people.

By Arthazone

No comments:

Post a Comment

Statistik

Traffic Rank :
Counter :  free web counter Counter Powered by  RedCounter
dns failure
Stats :
Total Artikel :
Page Rank